hidup mulia atau mati syahid

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. (QS. Muhammad: 7).

SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
"Hanya mereka yang memakmurkan masjid-masjid Allah-lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."(QS. At-Taubah 9 :18)

Rabu, April 22, 2009

MENGAPA DO’A TIDAK DIIJABAH…??

Oleh : Agus Ghautsun Ni’am

Di dalam tubuh ini ada akal, jasad, dan qolbu. Akal membuat orang bisa bertindak lebih efektif dan efisien dalam melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tubuh bertugas melakukan apa yang diperintahkan oleh akal. Sebagai contoh, apabila akal menginginkan tubuh mampu berkelahi, maka tubuh akan berlatih agar menjadi kuat. Sayangnya, tidak sedikit orang yang cerdas, orang yang begitu gagah perkasa, tapi tidak menjadi
mulia, bahkan sebagian diantaranya membuat kehinaan karena berbuat jahat. Mengapa? Sebab ada satu yang membimbing akal dan tubuh yang belum diefektifkan, itulah qolbu. Maka dari itu, marilah kita sama-sama berlomba menghantarkan qolbu kita kepada pembimbing yang Maha Bijak dan Maha Tahu isi hati kita, Allah ‘Azza wa Jalla…..

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’anul Kariim :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya :
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".(Q.S. Al Mukmin : 60)

Pada suatu hari Sayidina Ali K.W, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an,
”ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
(berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :
1) Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya.
Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
2) Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
3) Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.
4) Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayatayatnya.
5) Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
6) Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
7) Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir] : 6)
Tetapi kau malah senang bergaul dan bersahabat dengannya.
8) Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang
sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku belum paham apa maksudnya?”
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” Tanya Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.
"Tidak," jawab orang itu.
"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua berbunyi yi "

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
(Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39).

Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.
"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.
"Tidak," jawabnya.
"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.
"Aku tidak tahu," jawabnya.
Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."
"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan pandai-pandailah bersyukur atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguhsungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat.
Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau
wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.

Menurut Al Faqih [1],orang yang berdoa kepada Allah SWT hendaknya bersih dari barang-barang yang
haram, karena barang yang haram itu menjadi penghalang dikabulkannya doa. Sebagaimana diriwayatkan dari
Sa’d bin Abi Waqqash r.a.,beliau berkata,”Wahai Rasulullah, saya berdoa kpd Allah, namun Allah tidak
mengabulkan doaku.”kemudian Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai Sa’d, jauhilah perbuatan haram, karena sesungguhnya setiap perut yang di dalamnya terdapat sesuap
makanan yang haram, maka doanya tidak diterima selama 40 hari.”
Orang yang berdoa hendaknya tidak tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada
Allah ada yang dikabulkan seketika, ada juga yang dikabulkan pada waktu yang agak lama, bahkan ada juga
yang diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik menurut Allah baik di dunia maupun di akhirat.
Seorang ahli hikmah mengatakan bahwa ada 4 macam orang yang tidak akan merasakan kebahagiaan,
yaitu :
1) Orang yang kikir untuk mengucapkan sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW.
2) Orang yang tidak menjawab adzan
3) Orang yang diminta bantuan kebaikan, tetapi ia tidak mau membantunya
4) Orang yang tidak mau berdoa untuk dirinya dan untuk orang-orang yang beriman setelah selesai sholat
Abdullah Al Anthaki mengatakan, bahwa obat hati itu ada lima, yaitu :
1) Bergaul dengan orang-orang yang sholeh
2) Membaca Al Qur’an
3) Membersihkan perut dari makanan yang haram
4) Membiasakan sholat malam
5) Membiasakan diri berdzikir dan dan berdoa kepada Allah terutama di waktu shubuh.
Terakhir, Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW. Bersabda :
“Apabila kamu memohon kepada Allah, maka bermohonlah dengan menengadahkan tangan (dengan perut telapak tangan) dan jangan dibalik, serta (setelah selesai berdoa) usapkanlah telapak tangan itu kemukamu.” [1]

Wallaahu a’lamu bish showaab……

Referensi :
Kitab Tanbihul Ghafilin karya Al Faqih Az-Zahid Abul Laits Nashr bin Ibrahim As-Samarqandi
Bundel Tausyiah Aa Gym. Bunga Rampai Manajemen Qolbu.html. Da’arut Tauhid Gerlong Bandung.
Hadist Web (Kumpulan dan Referensi Belajar Hadits) : http://opi.110mb.com/
Powered By Blogger